Komik Bahasa, Buku Bahasa, Buku Anak
LELAKI HARIMAU
Eka Kurniawan
.
Harga Rp. 50.000
.
BOOK OF THE YEAR IKAPI 2015 DITERJEMAHKAN KE BAHASA INGGRIS, PRANCIS, ITALIA, JERMAN DAN KOREA
Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. "Bukan aku yang melakukannya," ia berkata dan melanjutkan, "Ada harimau di dalam tubuhku."
"Eka menyajikan perkembangan menarik, dan akan kian kuat jika ia berhasil melebur habis pengaruh para pengilham besar. Lelaki Harimau ini lebih licin dari Cantik Itu Luka."— Nirwan Ahmad Arsuka
"Deskripsi perkembangan psikologis para tokoh Lelaki Harimau membuat kita menyadari betapa nilai-nilai moral yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari ternyata terlalu sederhana, tak memadai untuk menilai kehidupan manusia yang penuh likuliku."— Katrin Bandel, Kompas
"Brilliant, tight-knit and frightening village tragedy."— Benedict Anderson, New Left Review
"Tight, focused and thrilling. Like a good crime novel, Man Tiger (Lelaki Harimau) works best when read in a single sitting, and its propulsive suspense is all the more remarkable because Kurniawan reveals both victim and murderer in the first sentence."— Jon Fasman, The New York Times
"Refreshingly, Kurniawan puts value on literature as entertainment, and his books are certainly that."— Deborah Smith, The Guardian
Tentang Eka Kurniawan:
Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. "Bukan aku yang melakukannya," ia berkata dan melanjutkan, "Ada harimau di dalam tubuhku."
"Eka menyajikan perkembangan menarik, dan akan kian kuat jika ia berhasil melebur habis pengaruh para pengilham besar. Lelaki Harimau ini lebih licin dari Cantik Itu Luka."— Nirwan Ahmad Arsuka
"Deskripsi perkembangan psikologis para tokoh Lelaki Harimau membuat kita menyadari betapa nilai-nilai moral yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari ternyata terlalu sederhana, tak memadai untuk menilai kehidupan manusia yang penuh likuliku."— Katrin Bandel, Kompas
"Brilliant, tight-knit and frightening village tragedy."— Benedict Anderson, New Left Review
"Tight, focused and thrilling. Like a good crime novel, Man Tiger (Lelaki Harimau) works best when read in a single sitting, and its propulsive suspense is all the more remarkable because Kurniawan reveals both victim and murderer in the first sentence."— Jon Fasman, The New York Times
"Refreshingly, Kurniawan puts value on literature as entertainment, and his books are certainly that."— Deborah Smith, The Guardian
Tentang Eka Kurniawan:
Eka
Kurniawan lahir di sebuah desa, dua jam dari Tasikmalaya, 28 November
1975 dan tinggal di sana dengan keempat kakek-neneknya. Desa itulah yang
menjadi pijakan awal O Anjing. Beberapa bahan lainnya diperoleh dari
tempat lain: ia mengikuti orangtuanya tinggal di perkebunan karet di
Cilacap, sebelum mereka pindah lagi ke kota kecil Pangandaran.Di kota
itulah, tepatnya ketika masuk SMPN 1 Pangandaran, keinginan untuk
menulis pertama kali muncul. Barangkali didorong oleh perkenalannya
dengan buku bacaan yang disewakan oleh taman bacaan yang berkeliling
dengan sepeda. Puisi pertamanya muncul di majalah anak-anak Sahabat. Ia
juga menulis cerpen-cerpen lucu untuk dibaca teman-temannya. Sekolahnya
dilanjutkan ke SMAN 1 Tasikmalaya dan tinggal bersama bibinya. Di sana
ia lebih banyak di perpustakaan sekolah, menulis di rumah (ayahnya
menghadiahinya mesin tik portable karena berhasil meraih lima besar
lulusan terbaik) hingga kemudian ia merasa bosan. Ia memulai perjalanan
selama berminggu-minggu melintasi kota-kota hingga Jakarta, kemudian
berbelok ke timur melewati Cirebon, Tegal, dan Purwokerto. Ketika ia
kembali, sekolah telah mengeluarkannya. Ia kembali ke Pangandaran dan
masuk SMA PGRI, satu-satunya sekolah yang mau menerimanya tanpa harus
mengulang kelas. Selama empat semester ia berhasil mempertahankan
ranking pertama tanpa kehilangan kegemarannya untuk membolos; ia suka
menjelajahi daerah-daerah sekitar. Tempat favoritnya adalah
rawa-rawa....
*****
Info dan Pemesanan:
WhatsApp 08388620007
BBM 5D500825
------------
--------------
Posting Komentar